Sistem mirrorless Canon sudah ada berkeliaran di pasaran sejak tahun 2012, dengan EOS M3 sebagai pilihan utama karena ada jack mic 3,5mm-nya dan EOS M10 sebagai pilihan yang lebih hemat.
Sekarang dengan dihentikannya distribusi EOS M3 di Indonesia, dan ‘discontinue’-nya Canon EOS M10, sekarang orang beralih ke pilihan lain dari Canon yakni Canon EOS M100.
EOS M100 diplot sebagai penerus EOS M10, meskipun dari sisi harga ada peningkatan seiring dengan upgrade yang dilakukan Canon, M100 masih bisa dikategorikan sebagai ‘mirrorless hemat’ loh. Lalu,upgrade apa saja yang ada pada EOS M100?
Sensor & Processor
Meskipun M10 dan M100 sama-sama mengusung sensor APS-C CMOS, namun resolusi pada M100 lebih besar yakni 24.2MP, seukuran dengan yang ada pada DSLR Canon yang 80D. Sementara pada M10, resolusi ada di angka 18MP, sama dengan model-model kamera Canon lain yang lebih senior.
Disandingkan dengan processor DIGIC 7, kita bisa mengharapkan kualitas gambar, kemampuan low-light, dan performa AF yang lebih baik pada EOS M100. Hal ini mengingat EOS M10 masing menggunakan DIGIC 6 untuk processor-nya.
Sistem Autofocus
Jika ada satu hal yang membuat harga EOS M10 sebelumnya memang jauh lebih hemat adalah soal autofokusnya, dimana EOS M10 masih mengusung sistem Hybrid CMOS III AF. Sistem ini bisa terbilang sedikit ketinggalan dibanding sistem autofocus yang ada pada mirrorless-mirrorless baru. Meskipun sistem ini bisa beroperasi dengan sangat bagus di single AF, namun akan terasa ‘pelannya’ saat digunakan pada kondisi low-light atau saat di kondisi Servo (continous focus).
EOS M100, sama dengan EOS M5 dan EOS M6, menggunakan Dual Pixel AF System. Sistem ini dibekali dengan 24 juta phase detection yang tersebar ke 80% area frame. Alhasil, EOS M100 bisa menghasilkan autofokus yang akurat dan lebih cepat, bahkan di saat mode foto, continuous photo, maupun perekaman video.
Jumlah area AF di kedua kamera ini sama-sama 49 (hasil dari 7×7 kotak), namun pada EOS M100 sekarang bisa milih juga pilihan lain seperti single AF dan Zone (9 titik dari 3×3 kotak).
Sensitivitas ISO
Untuk menemani peningkatan performa di ISO berkat processor DIGIC 7, EOS M100 juga dibekali dengan range ISO yang lebih lebar.
Sementara itu EOS M10 memiliki range ISO dari 100 hingga 12800 (yang sebenarnya bisa di-extend hingga 25600). Nah, pada EOS M100, ISO bawaannya sudah di range 100 hingga 25600. Peningkatan pada ISO ini juga berlaku pada mode video dimana pada EOS M100 kita bisa merekam video di ISO 12800, sementara pada EOS M10 maksimal di angka 6400.
Busrt Shot & Buffer
EOS M10 memiliki kecepatan shutter maksimum di 4.6 fps saat mode burst dan memiliki buffer hingga 100 foto JPEG dan 7 foto RAW (maksudnya saat digunakan di mode burst,bisa dijepret terus sampai 100 foto jpeg dan 7 foto RAW tanpa henti).
Nah pada mode ini, performa M100 agak sedikit lebih bagus dengan kecepatan maksimum 6.1 fps dengan sistem fokus ‘one shot AF’ namun dengan buffer yang hanya 89 foto JPEG dan 21 foto RAW. Beda lagi kalau settingannya diganti ke kecepatan 4 fps dengan sistem fokus servo, EOS M100 bisa tracking fokus dan buffer hingga 1000 foto JPEG. Sayanya,Canon tidak merilis info soal buffer pada saat RAW untuk settingan ini.
Style Foto & Mode
Dengan asumsi rencana Canon yang menargetkan EOS M100 untuk para pecinta smartphone photography yang ingin upgrade, nggak kaget kalau akan ada beberapa mode foto yang baru di sini.
Mode foto baru ini termasuk HDR Backlight dan Smooth Skin, sementara untuk style foto ada opsi Fine Detail juga.
Pengguna EOS M100 juga mungkin akan menemukan adanya fitur untuk mengkoreksi chromatic aberration, difraksi, dan iluminasi lainnya lewat menu. Dengan adanya fitur-fitur koreksi ini, kita bisa yakin bisa mendapatkan hasil gambar yang lebih baik lagi.
Spesifikasi Video
Jangan berharap resolusi 4K pada EOS M100 ini, karena di EOS M100 ini masih sama dengan EOS M10 untuk reslusi videonya, yaitu masih di Full HD.
Tapi bukan berarti kemampuan video kedua kamera ini sama loh ya. EOS M10 maksimal hanya di 30fps, sedangkan EOS M100 sudah bisa hingga 60fps.
Fitur lainnya adalah adanya 3-axis video stabilization pada EOS M100 ini. Ketika fitur stabilizer ini dikombinasikan dengan stabilization system yang ada pada lensa (apalagi kalau distabilin lagi di software) maka EOS M100 bisa menjanjikan hasil video yang jauh lebih stabil.
Waktu maksimum untuk recording di kedua kamera ini masih tetap sama, yaitu 30 menit.
Konektivitas Bluetooth
Mungkin ini bukan upgrade yang signifikan, tapi tetap saja masih bisa dibilang sebagai upgrade. Jika di EOS M10 kita bisa mentransfer file melalui WiFi dan NFC, EOS M100 sudah dilengkapi dengan bluetooth yang bisa di-pairing ke Android dan IOS.
Desain
Desain dari 2 kamera ini secara umum masih terlihat sama, hanya ada beberapa perbedaan saja.
EOS M100 memiliki sudut-sudut yang lebih ‘bulat’ dibandingkan dengan EOS M10. Selain itu exteriornya juga dilapisi dengan karet yang membuatnya jadi lebih mudah untuk dipegang. EOS M100 juga sedikit lebih kecil dan lebih ringan (302gr vs 301gr, dan 108 x 66,6 x 35mm vs 108,2 x 67,1 x 35,1mm).
Bagian atas kamera juga diredesain yang kali ini dial mode foto, video, dan auto yang lebih elegan. Dial ini juga masih sama dimana juga berfungsi sebagai tombol on/off.
Mirip dengan EOS M10, hanya ada satu dial di mirrorless EOS M100 ini, yang letaknya ada di sebelah tombol record. Kedua kamera juga sama-sama ada built-in flash di sisi kanan dan juga disertai LCD berukuran 3 inch (udah touchscreen loh) yang juga bisa flip ke atas 180° untuk shooting selfie.
Satu hal yang berbeda adalah pada EOS M100 ada tombol tambahan untuk Wi-Fi di samping tombol menu,di bagian belakan body.
Pada M10, terdapat 3 tombol yang fungsinya bisa dicustom dengan 13 setting yang available untuk dipilih, dan bisa sampai 5 custom function. Sementara di EOS M100 tombol shutter dan record video juga bisa dicustomize dengan up to 4 custom function.
Kedua kamera ini sama-sama tidak memiliki built-in viewfinder dan karena tidak ada hotshoe juga, kamu hampir pasti nggak mungkin bisa pasang viewfinder eksternal di kedua kamera ini.
Sebelumnya M10 tersedia dengan pilihan warna hitam dan putih saja, sementara pada EOS M100 tersedia dengan 3 pilihan warna: hitam, putih, dan grey.
Baterai
Kedua kamera ini memang sama-sama menggunakan tipe baterai LP-E12, namun dari sumber Canon diberitakan kalau kualitas baterai pada EOS M100 disebut sedikit lebih bagus.
Menurut spesifikasi pada web Canon, M100 mampu tahan untuk menjepret 295 kali dalam sekali charge sementara M10 rata-rata tahan sampai 255 foto saja. Dan tentu saja, angka ini juga tergantung pada temperatur lokasi shooting, dan bagaimana kamu menggunakan kameranya. Sebagai contoh, kalau kamu ngerekam banyak video atau pakai mode burst, maka jelas baterai akan lebih cepat habis daripada foto biasa.
Harga
Nah, terakhir jelas soal harga. Kalau EOS M10 diposisikan sebagai mirrorless hemat, gampang,dari Canon, apa iya M100 bisa diposisikan sebagai kamera yang hemat juga?
Jawabannya ‘iya’. Karena dengan harga barunya, EOS M100 masuk kategori kamera mirrorless di bawah 6 juta dengan banderol sekitar 5,9 jutaan. Sebelumnya EOS M10 memiliki harga terakhir sekitar 5,2 juta. Nah sekarang, dengan beragam upgrade yang sudah kamu baca dari atas hingga kalimat ini, menurut kamu worthy nggak?
Well, kalau boleh jujurpasti worthy, karena udah nggak ada lagi mirrorless dari Canon yang under 6 juta hehe.