Ketika mulai terjun ke dunia fotografi, ada banyak istilah yang mungkin terdengar asing, salah satunya adalah focal length atau panjang fokus. Focal length adalah salah satu elemen penting dalam lensa kamera yang memiliki pengaruh besar terhadap hasil foto, terutama dalam hal sudut pandang dan efek perspektif. Pada Artikel ini Plazakamera ini akan membahas apa itu focal length, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa pemilihan focal length yang tepat bisa mengubah keseluruhan hasil foto Creators.
Apa Itu Focal Length?

Focal length atau panjang fokus adalah jarak antara elemen lensa kamera ke titik fokus, yaitu tempat di mana cahaya bertemu dan membentuk gambar yang tajam pada sensor atau film kamera. Biasanya, focal length diukur dalam milimeter (mm). Focal length memengaruhi seberapa lebar atau sempit sudut pandang yang ditangkap oleh lensa. Semakin besar angka focal length, semakin sempit sudut pandang dan semakin besar objek tampak di dalam gambar.
Misalnya, lensa dengan focal length 50mm memberikan sudut pandang yang cukup dekat dengan mata manusia, jadi sering disebut sebagai lensa “normal”. Sementara itu, lensa dengan focal length 16mm akan menangkap sudut pandang yang lebih luas dan sering digunakan untuk landscape atau foto arsitektur.
Jenis-Jenis Focal Length
Ada beberapa kategori focal length yang sering kita temui, yaitu:
- Lensa Wide-Angle (Sudut Lebar): Lensa ini biasanya memiliki focal length antara 10mm hingga 35mm. Cocok untuk foto pemandangan atau arsitektur karena mampu menangkap area yang luas.
- Lensa Normal: Focal length sekitar 50mm. Lensa ini memberikan hasil yang mendekati perspektif mata manusia. Cocok untuk berbagai jenis fotografi, dari potret hingga street photography.
- Lensa Telephoto: Lensa dengan focal length di atas 70mm. Lensa telephoto sering digunakan untuk memotret objek yang jauh seperti binatang di alam liar atau foto olahraga.
- Lensa Zoom: Ini adalah lensa yang memiliki focal length yang dapat diubah-ubah, misalnya 24-70mm atau 70-200mm. Sangat serbaguna karena memungkinkan kita untuk mendapatkan berbagai focal length dalam satu lensa.
Bagaimana Focal Length Mempengaruhi Hasil Foto?

Focal length bukan hanya menentukan seberapa luas atau sempit gambar yang diambil, tapi juga memengaruhi elemen lain dalam foto, seperti depth of field (kedalaman bidang), distorsi, dan kompresi perspektif. Berikut penjelasan lebih detailnya:
- Sudut Pandang: Sudut pandang atau field of view adalah luasnya area yang bisa ditangkap oleh kamera. Focal length yang lebih pendek seperti 16mm akan menghasilkan sudut pandang lebar, cocok untuk landscape atau cityscape. Sebaliknya, lensa dengan focal length yang lebih panjang seperti 200mm menghasilkan sudut pandang yang sempit dan biasanya digunakan untuk fotografi potret atau satwa liar.
- Depth of Field (Kedalaman Bidang): Focal length juga berpengaruh pada kedalaman bidang. Lensa wide-angle dengan focal length pendek cenderung menghasilkan depth of field yang lebih dalam, sehingga seluruh area foto, baik di depan maupun di belakang subjek, terlihat tajam. Sebaliknya, lensa telephoto dengan focal length panjang menghasilkan depth of field yang lebih dangkal, sehingga cocok untuk potret dengan latar belakang blur.
- Distorsi: Pada focal length pendek, khususnya di bawah 35mm, objek-objek yang dekat dengan lensa akan tampak lebih besar, sehingga menyebabkan distorsi. Distorsi ini sering kali digunakan secara kreatif dalam street photography atau arsitektur untuk menghasilkan efek perspektif yang kuat. Sebaliknya, pada focal length panjang, efek distorsi berkurang sehingga proporsi objek tetap terlihat alami.
- Kompresi Perspektif: Focal length panjang, seperti 200mm atau lebih, akan menekan atau mengompres ruang antara subjek dengan latar belakangnya. Ini membuat objek terlihat lebih dekat satu sama lain dan latar belakang tampak lebih besar. Efek kompresi perspektif ini sering digunakan dalam potret atau foto hewan liar untuk membuat subjek terlihat lebih menonjol di tengah lingkungan mereka.
Faktor Crop Factor dalam Pemilihan Focal Length

Ketika menggunakan kamera dengan sensor yang lebih kecil, seperti APS-C atau Micro Four Thirds, kita perlu memperhitungkan crop factor. Crop factor adalah pengali yang memengaruhi sudut pandang yang dihasilkan lensa. Sebagai contoh, kamera APS-C biasanya memiliki crop factor sekitar 1.5x. Jadi, lensa 50mm pada sensor APS-C akan memberikan sudut pandang yang setara dengan lensa 75mm pada kamera full-frame.
Pengaruh crop factor ini penting untuk dipahami agar kita bisa memilih focal length yang sesuai dengan kebutuhan dan hasil foto yang diinginkan.
Memahami focal length dalam fotografi adalah dasar yang perlu dikuasai untuk menghasilkan foto yang menarik dan sesuai dengan konsep yang diinginkan. Mulai dari sudut pandang, depth of field, hingga efek perspektif dan distorsi, focal length adalah elemen kunci dalam menentukan bagaimana sebuah gambar bercerita.
Saat kita menguasai focal length dan cara memilihnya sesuai kebutuhan, kita bisa lebih bebas dalam bereksperimen dan mengeksplorasi gaya fotografi yang berbeda. Seiring waktu, pemahaman mengenai focal length akan membantu kita menemukan preferensi pribadi dalam pengaturan lensa dan menentukan bagaimana cara terbaik untuk mengekspresikan kreativitas kita dalam dunia fotografi.
Jadi, jangan ragu untuk mencoba berbagai jenis lensa dan focal length. Dengan berlatih, Creators akan lebih mudah menentukan mana yang paling cocok untuk gaya dan jenis foto yang ingin kita hasilkan. Happy shooting!
