Hai teman-teman fotografer! Jika kalian ingin foto-foto kalian terlihat lebih profesional dan artistik, salah satu teknik yang wajib kalian kuasai adalah Depth of Field (DoF). Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa itu DoF, bagaimana cara mengatur DoF, dan tips-tips praktis untuk menguasai teknik ini. Yuk, kita mulai!
1. Mengatur Aperture (Bukaan Lensa)
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi Depth of Field adalah aperture atau bukaan lensa. Bukaan lensa diukur dengan angka f, seperti f/2.8, f/5.6, f/11, dan sebagainya. Semakin kecil angkanya (misalnya f/2.8), semakin besar bukaannya dan semakin dangkal Depth of Field-nya. Ini berarti, subjek akan tajam sementara latar belakang menjadi buram.

Sebaliknya, jika menggunakan angka f yang lebih besar (misalnya f/11), bukaan lensa akan lebih kecil, menghasilkan Depth of Field yang lebih dalam. Subjek dan latar belakang akan tampak lebih tajam. Jadi, jika ingin fokus pada subjek tertentu dan membuat latar belakang buram, gunakan bukaan lensa yang besar (angka f kecil).
2. Mengatur Jarak antara Kamera dan Subjek
Jarak antara kamera dan subjek juga mempengaruhi Depth of Field. Semakin dekat kamera dengan subjek, semakin dangkal Depth of Field. Ini berarti, subjek akan lebih menonjol dan latar belakang lebih buram. Sebaliknya, jika kamera berada lebih jauh dari subjek, Depth of Field akan lebih dalam dan lebih banyak area yang tajam.
Cobalah bereksperimen dengan jarak untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Misalnya, saat mengambil foto potret, mendekatlah ke subjek untuk mendapatkan latar belakang yang lembut dan buram.
3. Menggunakan Lensa dengan Panjang Fokus yang Tepat
Lensa dengan panjang fokus yang berbeda juga menghasilkan Depth of Field yang berbeda. Lensa dengan panjang fokus pendek (wide-angle) cenderung menghasilkan Depth of Field yang lebih dalam, sementara lensa dengan panjang fokus panjang (telephoto) cenderung menghasilkan Depth of Field yang lebih dangkal.

Jika kalian ingin membuat latar belakang sangat buram, gunakan lensa dengan panjang fokus lebih panjang, seperti 85mm atau 135mm. Sebaliknya, untuk mendapatkan lebih banyak area yang tajam, gunakan lensa dengan panjang fokus lebih pendek, seperti 24mm atau 35mm.
4. Menggunakan Mode Aperture Priority (A atau Av)
Bagi pemula, menggunakan mode Aperture Priority pada kamera adalah cara yang sangat membantu untuk menguasai Depth of Field. Pada mode ini, kalian dapat mengatur bukaan lensa sesuai keinginan, sementara kamera akan otomatis mengatur kecepatan rana (shutter speed) yang sesuai.
Dengan menggunakan mode ini, kalian bisa fokus pada pengaturan aperture tanpa perlu khawatir tentang eksposur yang tepat. Cobalah berbagai pengaturan aperture untuk melihat bagaimana perubahan Depth of Field mempengaruhi hasil foto kalian.
5. Bermain dengan Komposisi dan Latar Belakang
Selain pengaturan teknis, jangan lupa untuk memperhatikan komposisi dan latar belakang saat mengambil foto. Memilih latar belakang yang sederhana dan tidak berantakan dapat membantu subjek lebih menonjol, terutama saat menggunakan Depth of Field yang dangkal.

Perhatikan elemen-elemen dalam frame dan bagaimana mereka berinteraksi dengan subjek utama. Cobalah berbagai sudut pengambilan gambar untuk menemukan komposisi yang paling menarik. Misalnya, dengan mengambil foto dari sudut rendah atau tinggi, kalian bisa menciptakan efek visual yang menarik dan menonjolkan subjek dengan lebih baik.
