Bagian Luar dan Desain
Bagian yang paling mencuri perhatian dari desain FX2 adalah electronic viewfinder (EVF) yang menonjol. Ini adalah kamera FX pertama yang memilikinya, dan tampilannya cukup mencolok. EVF ini dilengkapi eyecup besar dan nyaman, serta memiliki jarak yang pas dari bodi kamera untuk menghindari sentuhan tidak sengaja dengan layar sentuh. Menariknya, EVF ini juga dapat dimiringkan, membuat pengambilan gambar dari posisi rendah menjadi lebih nyaman. Spesifikasinya memang standar dengan 3,69 juta titik (1.280 x 960), tetapi sangat menyenangkan untuk menyusun komposisi dan memastikan fokus, terutama di kondisi cahaya terang. Namun perlu diingat, receiver mic atau monitor eksternal bisa menghalangi gerakan EVF ini, yang tentu sedikit mengganggu.
Sebaliknya, layar LCD terasa kurang memuaskan untuk kamera dengan harga seperti ini. Meski cukup terang dan bisa diputar penuh, resolusi 1,03 juta titik (720 x 480) membuat detail tampilan kurang tajam, sehingga sulit memastikan fokus tanpa memperbesar tampilan. Saya lebih sering menempatkan kamera dekat wajah agar bisa memanfaatkan EVF dan mengabaikan layar LCD yang kurang impresif.
Perubahan lain yang menonjol adalah grip yang lebih dalam. Bagi tangan yang besar, ini terasa nyaman, dan meskipun lebih tebal, grip-nya tetap ramping sehingga lensa video berukuran besar tidak mengganggu genggaman.
Perlu juga dicatat bahwa penutup port HDMI dan USB terasa agak rapuh dan mudah terbuka. Saat pengambilan gambar di bawah gerimis, saya sempat khawatir karena penutup HDMI terbuka dan membuat port terekspos air. Untungnya, masih berfungsi dengan baik. Sementara itu, port mic dan headphone benar-benar terbuka dan bisa mudah terkena debu atau air.
Secara keseluruhan, FX2 masih mengikuti desain FX3 dan FX30 dengan banyak titik mounting 1/4 inci, saklar daya kecil yang agak sulit dioperasikan, dan tampilan desain industri. Meskipun terlihat tebal, bobotnya hanya 679 gram, menjadikannya ringan untuk penggunaan handheld atau di gimbal. Posisi joystick AF di bagian atas juga masih dipertahankan. Penempatan ini masuk akal untuk kamera yang digunakan di posisi rendah, namun saat memakai EVF, tombol ini terasa sulit dijangkau dengan cepat.