Review Lensa Kamera Sony FE 50-150mm F2 GM

Sony FE 50-150mm f/2 G Master adalah lensa pertama dari jenisnya, bukan hanya untuk Sony tapi juga di antara semua produsen lensa. Ini jelas jadi kabar menggembirakan buat para Creator karena setiap kali ada inovasi seperti ini, biasanya hasilnya menarik. Dan khusus untuk 50-150mm f/2, antusiasme makin meningkat karena kualitas lensanya memang luar biasa.

Ini adalah lensa f/2 zoom super cepat kedua dari Sony dalam enam bulan terakhir, setelah sebelumnya mereka merilis FE 28-70mm f/2 GM yang disebut PetaPixel sebagai “salah satu lensa terbaik yang pernah dibuat” dan dinobatkan sebagai “zoom lens terbaik” tahun 2024 dalam ajang tahunan PetaPixel Awards. Meski lensa itu unik dalam ekosistem Sony, Canon sudah lebih dulu memperkenalkan RF 28-70mm f/2 L USM bareng kamera mirrorless EOS R di tahun 2019.

Image Source: Sony Indonesia

Di sisi lain, Sony 50-150mm f/2 GM benar-benar baru. Pesaing terdekatnya, Tamron 35-150mm f/2-2.8, memang bagus, tapi harus mengorbankan satu stop cahaya demi tambahan 15mm di ujung wide. Harga Tamron juga sekitar $1.700, sedangkan lensa baru Sony ini dibanderol $3.900, jadi perbedaan harganya cukup signifikan. Intinya, seperti halnya 28-70mm f/2 GM, lensa ini dimaksudkan untuk menggantikan serangkaian prime lens dengan fleksibilitas zoom. Dan 50-150mm f/2 GM menawarkan rentang yang belum pernah disentuh oleh lensa full-frame f/2 lainnya. Tapi apakah lensa ini hanya sekadar inovatif atau benar-benar bisa berdiri atas performanya sendiri?

Sony 50-150mm f/2 GM: Desain dan Handling

Karena belum ada lensa lain seperti Sony 50-150mm f/2 GM, agak sulit untuk menilai apakah ukurannya besar dan berat atau justru cukup kompak. Tapi kalau melihat sejarah produk Sony sebelumnya, bisa dibilang mereka selalu berusaha membuat lensa sekecil dan seringan mungkin.

Namun secara absolut, ini adalah lensa yang cukup besar. Diameternya 102,8 mm (sekitar 10,3 cm) dan menggunakan filter depan ukuran 95mm. Ini lebih lebar setengah inci dibanding Sony 70-200mm f/2.8 GM OSS II. Beratnya 1.340 gram, lebih berat dari 70-200mm f/2.8 GM II (sekitar 1.048 gram) tapi lebih ringan dibanding versi pertamanya (sekitar 1.479 gram).

Referensi ke 70-200mm f/2.8 cukup relevan karena kedua lensa ini menyasar pengguna yang sama: Creator yang butuh zoom cepat dengan aperture konstan. Kalau kamu fotografer potret, pernikahan, atau olahraga yang mengutamakan bukaan besar, 50-150mm f/2 bisa jadi pilihan yang lebih menarik. Tapi kalau kamu lebih butuh panjang fokus ekstra dan bobot yang ringan, 70-200mm f/2.8 mungkin lebih cocok.

Lensa ini punya tripod foot yang bisa dilepas, tapi sayangnya, seperti lensa Sony lainnya yang tidak kompatibel dengan sistem Arca Swiss, jadi kamu harus menambahkan tripod plate sendiri. Meski begitu, build quality-nya sangat solid. Lensa ini juga seimbang, ring zoom dan fokusnya enak diputar, dan kontrol aperture-nya juga oke.

Sayangnya, ulir filter depan yang besar dan tidak kompatibelnya lensa ini dengan teleconverter adalah dua hal yang agak mengecewakan. Filter 95mm itu mahal, dan bagi Creator landscape seperti saya yang sering pakai filter polarisasi atau ND, ini jadi pengeluaran tambahan. Ditambah lagi, desain optiknya yang kompak menyebabkan elemen belakangnya terlalu dekat ke mount, sehingga tidak bisa dipasangkan teleconverter.

Image Source: Sony Indonesia

Kekurangan kecil pada tripod foot masih bisa ditoleransi, tapi filter besar dan tidak bisa pakai teleconverter adalah kelemahan yang cukup berarti bagi saya. Walau begitu, buat kamu yang fokus di foto portrait, wedding, atau olahraga indoor, mungkin ini bukan masalah besar.

Sony 50-150mm f/2 GM: Pengalaman Memotret

Sony FE 50-150mm f/2 GM menawarkan pengalaman memotret yang luar biasa secara keseluruhan, berkat kualitas gambar yang sangat baik, performa autofocus yang cepat, dan kombinasi unik antara focal length dan aperture.

Kalau membahas kualitas gambar akan kita bahas lebih detail nanti, tapi bisa dibilang, lensa ini tajam di semua panjang fokus bahkan saat digunakan wide open. Memang, di 150mm lebih tajam dibandingkan 50mm pada f/2, tapi perbedaannya kecil. Selain itu, kemampuan menangani backlight dan cahaya liar juga sangat baik.

Autofocus-nya cepat banget, hampir instan, bahkan untuk pergeseran fokus yang ekstrem. Ini karena lensa ini dilengkapi empat Linear XD Motors yang powerful dan mampu menggerakkan elemen-elemen internalnya dengan presisi. Autofocus juga sangat senyap dan hampir tidak ada focus breathing, jadi cocok untuk kebutuhan video juga.

Kalau kamu bisa cukup dekat dengan satwa liar saat memakai lensa ini (meski susah), autofocus-nya tetap bisa diandalkan. Secara keseluruhan, meskipun ukurannya lumayan besar, lensa ini tetap menyenangkan untuk digunakan. Saya suka Tamron 35-150mm f/2-2.8, dan lensa Sony ini memberikan pengalaman yang mirip tapi dengan kecepatan satu stop lebih baik, optik yang lebih tajam, dan autofocus yang lebih superior — meskipun harganya nyaris $2.000 lebih mahal.

Rentang 50-150mm terasa aneh di atas kertas nggak cukup wide dan nggak juga super tele tapi kenyataannya justru terasa sangat fleksibel. Kamu seperti dapat tiga prime lens dalam satu lensa zoom: 50mm f/1.4, 85mm f/1.4, dan 135mm f/1.8. Memang aperture-nya nggak secepat itu, tapi fleksibilitasnya luar biasa karena kamu nggak perlu tukar-tukar lensa.

Sony 50-150mm f/2 GM: Kualitas Gambar

Dengan 19 elemen optik dalam 17 grup, lensa ini punya banyak sekali “glass”. Dan sembilan di antaranya adalah elemen khusus: tiga ED, dua Super ED, dua aspherical, dan dua XA elements. Ini semua berperan penting untuk menghasilkan resolusi tajam, kontrol chromatic aberration yang baik, dan meminimalkan flare serta ghosting.

Hasilnya? Lensa ini tajam banget bahkan saat wide open. Tidak ada drama, tidak ada kejutan aneh. Kalau kamu ingin mencari kelemahan, mungkin hanya di 50mm f/2, yang sedikit lebih soft dibandingkan 100mm atau 150mm. Tapi secara umum, tetap sangat tajam dan flat, artinya tajam dari pusat hingga ke sudut, tanpa distorsi.

Lensa ini memang bukan lensa macro. Jarak fokus minimum-nya adalah 0,4 meter pada 50mm dan 0,74 meter di 150mm, dengan perbesaran maksimum sekitar 0,2x. Lebih tajam saat close-up di 50mm, tapi saya lebih suka working distance dan bokeh di 150mm. Hasilnya lebih smooth, dan background blur-nya memukau.

Bokeh dari lensa ini juga luar biasa, berkat aperture melingkar 11 bilah dan XA elements. Bokeh-nya benar-benar clean, nggak ada onion ring atau efek bubble yang mengganggu. Di f/2, kamu mungkin lihat sedikit efek cat’s eye di sudut frame, tapi itu masalah preferensi pribadi.

Sony 50-150mm f/2 GM: Lensa Canggih dengan Harga Fantastis

Lensa ini memang bukan untuk semua orang, tapi buat Creator yang fokus pada portrait atau wedding, ini adalah pilihan yang sangat menarik. Ini adalah lensa ke-80 Sony untuk sistem E-mount dan ke-59 untuk full-frame, dan mungkin salah satu yang paling unik dan seru sejauh ini. Setelah merilis 28-70mm f/2 GM, Sony benar-benar memanjakan Creator yang suka bokeh creamy.

Image Source: Sony Indonesia

Tapi, semua keunggulan itu datang dengan harga 59 Juta Kalau dibandingkan dengan harga tiga atau empat prime lens GM, mungkin nggak terlalu buruk, tapi tetap saja mahal untuk satu lensa. Namun ini memungkinkan gaya memotret yang baru, dan itu tentu ada nilainya, tergantung kebutuhan masing-masing Creator.

Buat saya, hal paling menarik dari 50-150mm f/2 GM adalah karena lensa ini benar-benar baru dan berbeda. Tidak sempurna dalam segala hal, tapi sangat dekat ke arah sana. Sony berhasil menciptakan lensa optik yang menyenangkan untuk digunakan, dan buat yang mampu membelinya, ini adalah pengalaman premium.

Sony 50-150mm f/2 GM: Apakah Ada Alternatif?

Iya dan tidak. Alternatif paling jelas adalah Tamron 35-150mm f/2-2.8, yang sedikit lebih wide tapi satu stop lebih lambat hampir di seluruh rentang. Harganya juga lebih dari $2.000 lebih murah. Jadi, kamu harus tanya pada diri sendiri: seberapa berharganya satu stop itu?

Alternatif lainnya adalah Sony 70-200mm f/2.8 GM II. Lensa ini sedikit lebih kecil, lebih ringan, $1.100 lebih murah, dan bisa pakai teleconverter. Tapi aperture-nya satu stop lebih lambat. Jadi, sekali lagi pertanyaannya: seberapa berharganya aperture f/2 buat kamu, dan apa yang rela kamu korbankan untuk itu?

Saya juga sempat diskusi dengan beberapa fotografer olahraga yang masih pakai sistem selain Sony karena availability lensa prime 200mm f/2. Memang, 50-150mm f/2 bukan 200mm, tapi dengan sedikit crop dari kamera beresolusi tinggi, kamu bisa mencapai itu. Autofocus-nya juga cukup cepat untuk olahraga seperti basket, voli, bahkan hoki es.

Tapi, sebenarnya kompetitor utama lensa ini bukanlah zoom lain, melainkan beberapa prime lens f/1.4 atau f/1.8. Dan lensa ini menawarkan fleksibilitas zoom dengan aperture cepat f/2, yang bisa sangat berharga di situasi cepat seperti wedding. Harganya mahal, tapi begitu juga dengan tiga atau empat prime lens GM.

Sony 50-150mm f/2 GM: Worth It?

Jawabannya: ya. Meskipun mahal dan ada beberapa keterbatasan, Sony FE 50-150mm f/2 G Master menawarkan performa optik yang luar biasa, autofocus yang cepat dan akurat, build quality profesional, dan pengalaman memotret yang benar-benar baru di era ketika inovasi lensa mulai jarang. Sony membawa sesuatu yang segar, dan para Creator punya alasan kuat untuk antusias.

Diterjemahkan dari: Petapixel.com 

Leave a Reply
Chat

Klik Tombol di bawah ini
untuk Chat

Jam Operasional 09:00 - 22:00