Saramonic Air: Performance
Saya sudah bikin video corporate sejak zaman kamera U-Matic tahun 80-an yang besar banget dan harus bawa recorder terpisah di pundak, lalu beralih ke camcorder Mini-DV tahun 90-an, DSLR di tahun 2000-an, dan sekarang lebih banyak pakai iPhone 16 Pro untuk rekaman, termasuk untuk review di Digital Camera World. Makanya saya senang banget lihat logo Made for iPhone/iPad di kemasan Saramonic Air. Artinya, saya bisa langsung colok adaptor USB-C ke receiver Saramonic Air, lalu pasang ke iPhone. Setelah itu, cukup jepit mic ke baju dan langsung rekam audio-video dengan kualitas bagus lewat aplikasi kamera bawaan. Konsep plug and play ini benar-benar praktis (dan seharusnya juga sama gampangnya kalau dipakai di Android).
Dulu, saat masih pakai iPhone model lama dengan port Lightning, sering kali iPhone gagal mendeteksi mic dan malah mengira itu adalah headset. Ini bikin ribet karena harus utak-atik pengaturan lagi. Untungnya, dengan produk Made for iPhone seperti Saramonic Air, masalah itu sudah nggak terjadi lagi.
Untuk mengetes performa, saya bawa Saramonic Air ke taman di sebuah bangunan bersejarah. Waktu itu hujan, tapi saya menemukan lorong tanaman panjang buat uji jarak. Saramonic Air adalah sistem mic wireless dual-channel 2.4 GHz, dan suara saya terdengar sangat jernih dan seimbang—antara bass dan treble. Dari jarak 7,5 meter, suara saya tetap stabil walaupun membelakangi kamera. Tapi mulai jarak 30 meter, sinyal mulai putus-putus karena kehilangan line of sight. Ini wajar untuk mic wireless, dan sinyal langsung kembali begitu saya hadap kamera lagi. Bahkan dari jarak sekitar 50 meter pun, kualitas audionya tetap terasa bagus seperti saat hanya 1 meter dari kamera.