
Akankah anak cucu kita tetap melihat Porong penuh dengan lumpur kelak?
Sehari-hari, baik “dari” maupun “menuju” Surabaya, kita melewati lokasi yang sering disebut Lumpur Lapindo saat ini. Dan yang terjadi adalah, kita hanya bisa menunjukkan tingginya bendungan lumpur ketika yang seharusnya kita ceritakan adalah seberapa ramai, hijau, dan hidup wilayah itu dulu.
Menariknya lagi, di tengah seberapa besar berita ini menyedot perhatian dunia, dan di tengah banyaknya orang seperti kita (bersenjatakan kamera), hanya ada satu fotografer, yang mau dan mampu menyempatkan diri menyelami Lumpur Lapindo, menceritakan kembali jejak-jejak kehidupan di sana, dan berusaha memasukkan galeri bersejarah ini ke dunia Internasional, Mamuk Ismuntoro.
Siapakah Mamuk Ismuntoro?