Dengan 19 elemen optik dalam 17 grup, lensa ini punya banyak sekali “glass”. Dan sembilan di antaranya adalah elemen khusus: tiga ED, dua Super ED, dua aspherical, dan dua XA elements. Ini semua berperan penting untuk menghasilkan resolusi tajam, kontrol chromatic aberration yang baik, dan meminimalkan flare serta ghosting.
Hasilnya? Lensa ini tajam banget bahkan saat wide open. Tidak ada drama, tidak ada kejutan aneh. Kalau kamu ingin mencari kelemahan, mungkin hanya di 50mm f/2, yang sedikit lebih soft dibandingkan 100mm atau 150mm. Tapi secara umum, tetap sangat tajam dan flat, artinya tajam dari pusat hingga ke sudut, tanpa distorsi.
Lensa ini memang bukan lensa macro. Jarak fokus minimum-nya adalah 0,4 meter pada 50mm dan 0,74 meter di 150mm, dengan perbesaran maksimum sekitar 0,2x. Lebih tajam saat close-up di 50mm, tapi saya lebih suka working distance dan bokeh di 150mm. Hasilnya lebih smooth, dan background blur-nya memukau.
Bokeh dari lensa ini juga luar biasa, berkat aperture melingkar 11 bilah dan XA elements. Bokeh-nya benar-benar clean, nggak ada onion ring atau efek bubble yang mengganggu. Di f/2, kamu mungkin lihat sedikit efek cat’s eye di sudut frame, tapi itu masalah preferensi pribadi.
Rekomendasi Tas Kamera Versi PlazaKamera 1. Lowepro Fastpack 250 AW III Versatile, Multi-Compartment Backpack For…
Double exposure adalah teknik fotografi keren yang menggabungkan dua (atau lebih) gambar menjadi satu, menciptakan…
Hai para creators! Di tahun 2025 ini, dunia vlogging makin berkembang pesat. Nah, buat kalian…
FUJIFILM Corporation (Headquarters: Minato-ku, Tokyo | President and CEO: Teiichi Goto) is pleased to announce…
Livestreaming udah jadi bagian penting dalam berbagai aktivitas online, mulai dari gaming, webinar, konser virtual,…