Lalu, apakah layak beli Saramonic Air yang baru ini, atau justru mending pilih model lama yang lebih murah? Yuk kita ulas…
Transmission Type | 2.4 GHz digital frequency |
Transmission Range | Up to 300m (without obstacles) |
Polar Pattern | Omnidirectional |
Frequency Response | 20 Hz to 20 kHz |
Sensitivity | -32 dB |
Sampling Rate | 48 kHz |
Bit Rate | 24-bit |
Signal-to-noise Ratio | >=85 dB |
Max SPL | 120 dB |
Battery Life | 10 hours |
Weight | 11 g |
Audio Output | Lightning / USB-C / 3.5 mm TRS output; 3.5mm monitor port |
Battery Life | Screen On: 6.5 hours; Screen Off: 9.5 hours |
Dimensions (L x W x H) | 53 x 25 x 15.5 mm |
Weight | 22 g |
Saramonic Air dijual seharga sekitar Rp2,300,000 saat diluncurkan (tanpa lavalier mic) dan sekitar Rp2,600,000 dengan dua lavalier mic. Jadi kalau Creator merasa tidak perlu tampilan lavalier mic yang lebih tersembunyi, bisa hemat sedikit dengan cukup menjepitkan mic transmitter plastik ke baju subjek.
Dalam paketnya sudah disediakan adaptor USB-C supaya receiver-nya bisa langsung dicolok ke berbagai jenis smartphone. Ada juga kabel TRS ke TRRS 3.5mm untuk sambungan ke kamera. Tapi kalau kamu pengguna iPhone lama, perlu diperhatikan bahwa adaptor Lightning hanya tersedia pada versi rilis Amerika. Jadi tidak semua paket punya adaptor ini.
Halo para creators! Di tahun 2025 ini, kebutuhan akan audio yang jernih dan stabil makin…
Sony FE 50-150mm f/2 G Master adalah lensa pertama dari jenisnya, bukan hanya untuk Sony…
Buat kamu yang sering berkecimpung di dunia fotografi atau videografi, mungkin pernah mendengar istilah focus…